Selasa, 20 Agustus 2013

Puncak Pengabdian Seorang Hamba

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Didalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Gozali mengungkapkan bahwa kata mujahadah tidak lebih populer daripada kata jihad atau ijtihad. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa ijtihad lebih utama daripada jihad. Rasulullah SAW bersabda, ''Goresan tinta para ulama lebih utama daripada tumpahan darah para syuhada.''
Namun, masih ada yang lebih utama dari ijtihad, yakni mujahadah. Mujahadah ialah perjuangan yg mengandalkan unsur batin atau kalbu. Seusai sebuah peperangan yg amat dahsyat, Rasulullah Saw menyampaikan kepada para sahabatnya: Roja’na minjihadil ashgor ila jihadil akbar jihadunnafs: Kita baru saja pulang dari peperangan kecil dan akan berhadapan dgn peperangan yg lebih besar.
Lalu beliau menjelaskan bahwa Peperangan terbesar ialah melawan diri sendiri, yakni melawan hawa nafsu. Imam Al-Gazali menjelaskan, mujahadah satu jam, lebih utama daripada beribadah (formalitas) setahun. Rasululloh Saw menegaskan: ويناقش الفصل العلم الرئيسي أكثر من مائة دورات ختان الصلاة Membahas 1 BAB dari ilmu pengetahuan lebih utama daripada sholat sunat 100 rakaat. Ini artinya, mujahadah merupakan puncak pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya.
Jihad, ijtihad, dan mujahadah, berasal dari satu akar kata yg sama, yaitu jahada yg berarti ber-sungguh2. Jihad adalah perjuangan sungguh2 secara fisik; ijtihad perjuangan sungguh2 melalui pikiran dan logika; dan mujahadah merupakan perjuangan sungguh2 melalui kalbu/bathin. Bagi masyarakat awam, jihad itulah ibadah yg paling tinggi. Namun dalam perspektif tasawuf, mujahadah menempati posisi yg lebih utama.
Mujahadah bisa mengantar manusia meraih predikat tertinggi sebagai manusia paripurna (insan kamil). Dan ia merupakan kelanjutan dari jihad dan ijtihad. Seseorang yg mendambakan kualitas hidup paripurna tidak bisa hanya mengandalkan salah satu dari ketiga perjuangan tadi. Tetapi, ketiganya harus sinergi di dalam diri.
Rasulullah Saw adalah contoh yg sempurna. Beliau dikenal sangat terampil dalam perjuangan fisik. Hal itu terbukti dgn keterlibatannya dalam beberapa peperangan. Dan beliau sendiri tampil sebagai panglima perang. Beliau juga seorang yg cerdas pikirannya, dan panjang tahajjudnya.
Komposisi ketiga unsur perjuangan di atas sebaiknya diatur sesuai kapasitas setiap orang. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Muslim terbaik (khairo ummah).
Seseorang yg hanya memiliki kemampuan fisik, maka jihad fisik baginya adalah perjuangan yg tepat. Bagi seorang ulama, jihad paling utama baginya berdakwah, bagi seorang mushonnif ialah mengarang dan menulis secara produktif untuk mencerahkan dan mencerdaskan umat. Namun, untuk mujahadah, sesungguhnya dapat diakses setiap orang dari golongan manapun. Mari mempopulerkan mujahadah di samping jihad dan ijtihad dalam masyarakat.
 
Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
 
Landong Rangkuti