Kamis, 24 November 2011

Agggressive

      Minggu ini adalah minggu yang amat sangat sulit bagi saya, dimana saya harus membagi waktu untuk untuk belajar, olahraga, latian dan ulangan. UTS  (Ujian Tengah Semester) bertumpuk bagaikan bukit yang mengahalangi keindahan hidup hingga bernafas pun terasa sangat sulit.

    Beberapa hari yang lalu saya melalui UTS Bahasa Indonesia, alhamdulillah sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi sekarang UTS Fisika sudah didepan mata, Tapi apa yang saya lakukan. bukan mulai membahas soal soal yang ada, tapi malah bermain bagaikan suatu tantangan yang amat sangat besar didepan mata tiada artinya.
karena saya sudah letih belajar. Sesuai dengan prinsip saya, Saya Ujian Untuk Belajar, Bukan Belajar Untuk Ujian. jadi saat ini saya hanya menanti suatu tantangan yang besar itu datang dan mulai menguji sampai dimana kemampuan yang saya miliki.

   Minggu ini sangat berat. Saya harus bisa membagi sedikit waktu untuk latian dance saya, karena beberapa hari lagi kami akan mengikuti kompetisi yang ada. walaupun badan sudah terasa tak berdaya, tapi itu merupakan suatu hoby dan saya sama sekali tidak merasa terbebani.
Terkadang saya merasa bagaikan tak ada dibumi, jika sesibuk ini bernafas pun terasa sangat sulit. Semua jadwal padat. tiada celah untuk berfikir, bahkan terkadang saya merasa seperti mati.

   Baiklah, disini saya akan coba sedikit flashback beberapa kegalauan saya minggu ini, agresif, yaah kata kata itulah yang muncul di benak saya minggu-minggu ini. Saya benci menjadi diri saya yang amat sangat pasif, tidak agresif. tidak bisa mengunggkapkan apa yang ada di pikiran saya. Saya benci ketika saya tidak bisa mengatakan apa yang saya inginkan. Dan hanya diam berusaha menanti sebuah keajaiban datang.

     Saya Envy  melihat seorang laki-laki mengajak kenalan seorang perempuan, berani mengungkapkan apa yang dia inginkan dan berani mengungkapkan maksud dan tujuan. sedangkan saya, saya adalah seorang lelaki yang sama sekali tidak mempunyai mental jika mendekati seorang wanita. Saya bingung harus mengungkapkan apa jika berada di dekat mereka yang saya suka. karna terlalu polosnya bahkan ketika saya mempunyai seorang wanita yang sangat saya cintai pun dia terpaksa pergi meninggalkan saya, karena sifat pasif saya tersebut (setelah introspeksi diri). Saya bingung harus mengatakan apa, saya tidak seperti lelaki lain yang punya sejuta kata kata manis untuk pujaan hatinya. jangankan kata-kata untuk memulai suatu percakapan di telpon ataupun sms pun saya tidak berani.
   Semua itu di sebabkan saya takut mereka yang saya hubungi terganggu dengan kehadiran saya, walaupun dia adalah pacar saya. saya tetap takut. mungkin sikap pasif tersebutlah yang membuat dia jenuh dengan saya. dan tidak merasakan indahnya kata-kata indah yang bisa diberikan seperti lelaki lain. Inilah salah satu faktor saya tetap sendiri sampai saat ini. Tapi apalah daya saya. Saya hanya bisa berkata apa adanya jika di depan seorang yang saya sukai maupun kagumi. hanya modal jujur yang saya miliki. modal penurut, modal mau mengikuti keinginan orang lain sampai-sampai untuk keinginan saya sendiri amat sangat sulit untuk di penuhi.
bahkan Uik perbah bilang "Saking sabarnyo kakak ni galak diolokin  "
Begitulah adanya saya.

     Harapan   "  Semoga kekurangan saya ini bisa menjadi sebuah kelebihan pada diri saya   "
apapun yang terjadi tetap berharap, bermimpi dan berdoa semua menjadi pelajaran dan hidup bisa menjadi lebih baik. amiiiiin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar